TERNYATA
. .
Malam ini aku kebagian kerja lembur, dan saat ini
jam tanganku menunjukkan angka 22:38 hampir jam sebelas malam.
Dari kantor ke rumah adalah satu jam perjalanan, aku
harus naik angkutan kota dan naik ojeg sebentar untuk sampai depan rumah karena
angkutan umum tak melewati rumahku , aku biasa turun di depan kantor desa dan
jarak ke rumahku sekitar 500 M.
Aku udah sampai depan kantor desa dan aku harus
berjalan kaki karena tukang ojeg yang biasa mangkal udah gak ada.
Dengan perasaan takut dan berjalan gontai aku tengok
kanan kiri dan semuanya sunyi ditambah penerangan jalan yang masih kurang
memadai sehingga sesekali aku harus menyalakan handphoneku untuk penerangan.
Kira-kira aku sudah berjalan hingga 100 M ayahku
menelpon karena menghawatirkanku namun aku bilang pada ayah sebentar lagi aku
sampai rumah, aku gak mau ngerepotin ayah karena ayah sedang sakit, aku juga
gak mungkin mengandalkan ibu dan ke 5 adikku, beginilah nasibku terlahir
sebagai tulang punggung keluarga, namun aku ikhlas.
Batre Hp’ku
habis karena aku memakainya untuk penerang jalan, mungkin besok aku harus
membawa senter fikirku.
Bulu kudukku merinding, jantungku berdebar kencang,
aku melewati sekumpulan orang yang tengah asyik dengan air neraka.
Aku berusaha tenang dan berjalan santai, hatiku tak
lepas dari mengingat namaNYa semoga aku senantiasa dalam lindunganNya .
Aku kaget ketika seseorang memegang tanganku dan
menghalangi jalanku, dia merayuku dan aku berusaha lari.
Naas perlawananku tak berarti apa-apa, aku diseret kedalam
sebuah bangunan dengan cahaya remang. sedikit aku bisa melihat wajah manusia
berhati iblis dan bermuka binatang tersebut.
Mereka merenggut kesucian dan kehormatanku, aku
hanya menjerit dalam hati, kenapa hal semacam ini menimpaku??
Tubuhku memar dan terluka karena berusaha melawan dan
melepaskan diri dari Manusia laknat itu.
Namun apa daya, aku wanita lemah tak mampu
mengimbangi tenaga mereka yang dipenuhi nafsu biadab.
Setelah melampiaskan nafsu biadabnya mereka pergi
dengan tawa yang berderai, seakan gendang telingaku pecah mendengarnya .
Aku
terbaring lemah tanpa sehelai benang menempel ditubuhku, aku merasa diriku
kotor penuh najis, air mataku terus mengalir mengalahkan derasnya air sungai.
Aku
segera menutupi tubuhku dengan kain yang tersisa, pagi kini mejelang. Mentari
muncul dengan sinarnya yang hangat namun, bagiku itu dingin bagaikan air
sewindu yang tersimpan dalam kendi.
Aku
mendengar suara ayah memanggil-manggil namaku, aku bangkit dan memeluk ayah,
air mataku mengalir, ayah heran melihatku seperti ini.
“kamu kenapa Kayla ?? ada apa ??” ayahku bertanya
keheranan .
“ayah terima kasih telah membangunkanku, aku MIMPI
BURUK ayah . .” jelasku dan memeluk ayah dengan erat.
Ayah lalu tertawa aku pun tersenyum dan bersyukur , “terimakasih
tuhan ini hanyalah sebuah mimpi” hatiku bersyukur, ini terjadi karena aku lupa
berdo’a sebelum tidur.
Makasih yaa udah baca cerpenku, maaf kalo ceritanya
gak menarik dan garing.
By : Wanda Dewi Agustina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan.
terimakasih.